Bmkg: Zona Gempa Dapat Diprediksi Tapi Tidak Dengan Waktunya

BMKG: Zona Gempa Bisa Diprediksi tapi Tidak dengan WaktunyaKepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono (Ari Saputra/detikcom)

Jakarta -Sosok Eyang Ibung tengah heboh alasannya yaitu posting-annya di akun Facebook yang berisi ramalan gempa Banten M 6,9 pada Jumat (2/8) pukul 19.03 WIB. Apakah gempa bumi itu sanggup diprediksi?

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyatakan gempa itu memang bisa diprediksi. Tapi hanya zona gempanya yang bisa diprediksi, bukan waktu peristiwanya.

"Kalau diprediksi daerahnya, lokasinya, ya bisa. Kalau diprediksi kapan terjadinya, kekuatannya berapa, jam berapa, itu ya belum bisa, hingga detik ini belum bisa alasannya yaitu mana yang bisa menandakan itu," ungkapnya di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).



Rahmat menjelaskan hingga dikala ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi terjadinya kejadian musibah yang ekstrem. Meletusnya gunung api yang berada di atas permukaan bumi saja, menurutnya, tidak bisa diprediksi. Apalagi kejadian gempa bumi yang berada pada kedalaman puluhan hingga ratusan kilometer dari dasar laut.

"Contohnya dari gunung api sajalah, gunung api yang kelihatan, kayak Tangkuban Perahu, Merapi, pada dikala aktivitasnya naik, ini bisa sebentar lagi erupsi. Tapi begitu kalau ditanya kapan, jam berapa, niscaya nggak ada yang bisa jawab. Tapi gejala akan meletus iya ada," ucapnya.

"Itu saja gunung yang di permukaan nggak bisa diprediksi, apalagi gempa bumi yang letaknya ada di samudra lepas sana, lalu ada di kedalaman hingga puluhan, bahkan ratusan km. Teknologi apa yang bisa memperkirakan atau memprediksi itu?" lanjut Rahmat.



BMKG tidak membantah kalau dikatakan ada orang yang memprediksi lokasi akan terjadinya gempa bumi. Sebab, lokasi titik gempa itu pun sudah diketahui sebelumnya dari hasil pemantauan lempeng tektonik yang ada.

"Tapi kalau memprediksi lokasi, contohnya di selatan Jawa sepanjang itu, lalu di sepanjang Sumatera, sesar Palu-Koro, ya terang lokasinya memang di situ, alasannya yaitu sumber gempa di situ," kata Rahmat.

"Sekarang pun begitu saya jelaskan peta sumber gempa, misalnya, saya paparkan kepada Anda, ini loh sumber gempanya di sini, lalu diprediksi nanti dalam waktu 10 atau 20 tahun ke depan akan terjadi gempa di selatan Jawa, misalnya. Nggak ada yang membantah,karena Anda sudah tahu lokasinya kemudian," imbuhnya.

Rahmat menyampaikan ramalan dari Eyang Ibung terkait waktu akan terjadinya gempa bumi itu hanya kebetulan. Ia memastikan belum ada teknologi yang sanggup memastikan waktu terjadinya gempa.

"Kalau contohnya barusan hari ini ngomong terus besok terjadi, itu kan bisa saja kebetulan, teknologi saja tidak mampu, apalagi ramalan begitu," tuturnya.




Tonton Video "BMKG: Megathrust Ancaman Riil RI":


Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel