Halalbihalal Satukan Diaspora Indonesia Di Perth Dengan Tokoh Lokal
Perth -Lebaran disambut dengan meriah oleh masyarakat Indonesia di Perth, Australia. Halalbihalal menjadi momen menyatukan para diaspora dan tokoh-tokoh Australia.
Mereka mengundang kerabat serta sobat pada 5 dan 6 Juni 2019 untuk berkunjung ke rumah sesudah menunaikan salat Id. Makanan khas Idulfitri ala Indonesia dihidangkan, menyerupai rendang daging sapi, lontong opor ayam, sambal goreng, ditambah dengan sayuran tradisional. Idulfitri di Australia juga dimeriahkan dengan pameran multikultur, yang tidak hanya dirayakan oleh umat Islam, tapi juga oleh umat beragama lain. Berbeda dengan di Indonesia, berpuasa selama Ramadhan di Australia, yang mayoritas penduduknya bukan muslim, menjadi pengalaman yang unik bagi banyak orang.
Konsul Jenderal untuk KJRI Perth, Dewi Gustina Tobing dan Bintang Pinem, menjadi tuan rumah perayaan Idul Fitri di Wisma Indonesia. Acara ini mengundang perwakilan pemerintah setempat, perwakilan pimpinan negara-negara lain, kawan organisasi Australia-Indonesia, diaspora Indonesia dan komunitas-komunitas Indonesia setempat. Open house dimulai pada pukul 11.00 hingga 15.00.
Wali Kota Canning Paul Ng (kiri), Konjen RI Perth Dewi Tobing, dan Anggota DPR Mike Nahan (Foto: Elis Zuliati Anis/Istimewa) |
Vice President IDBC Astrid Vasile, yang hadir dalam perayaan tersebut, menjelaskan, setiap negara mempunyai tradisi masing-masing dalam merayakan Lebaran. Namun ada kesamaan dari semua tradisi di atas, yaitu tradisi bersilaturahmi dengan sanak keluarga, teman-teman terdekat, dan para kawan bisnis.
Wisma Indonesia menjadi pemersatu 800-1.000 diaspora Indonesia dan sahabat Indonesia dari banyak sekali negara. Hal itu terlihat pada akun sosial media yang terbit di Linkedin, Facebook, Twitter, dan Instagram para seruan yang merasa senang sekali serta menjadi pujian bagi mereka, yang bersama masyarakat Indonesia memeriahkan perayaan keagamaan Idul Fitri di Australia Barat. Acara open house di kediaman Ibu Konjen RI Perth ini terbuka untuk umum, termasuk tetangga yang tinggal di akrab Wisma Indonesia.
Terlihat hadir di antara para seruan Menteri Perumahan, Masalah Veteran, Keterlibatan Asia untuk Australia Barat Peter Tinley; Menteri Pertambangan dan Minyak Energi Hubungan Industri untuk Australia Barat Bill Johnston; juga Pierre Yang, Government WHIP untuk South Metro Region; Dr Mike Nahan, anggota DPR untuk Australia Barat; Wali Kota Canning Paul Ng; serta Profesor David Hill, yang sangat dikenal kontribusinya dalam hubungan Australia-Indonesia. Beberapa pemimpin anggota DPR legislatif Australia Barat pun terlihat di antara para undangan.
Hari raya dan open house kali ini jatuh pada demam isu gugur dengan suhu 16 derajat Celsius. Cuaca yang hirau taacuh dan sempat turun hujan serta disertai angin tidak menjadi halangan bagi para tamu seruan mengenakan baju khas Lebaran, yaitu kaum laki-laki mengenakan jas dengan kemeja batik di belahan dalamnya, ada juga yang memakai peci, bahkan blangkon. Sedangkan sebagian kaum perempuan memakai baju hangat, ada pula yang berkerudung. Batik masih menjadi corak yang secara umum dikuasai di antara para tamu. Beragam busana dari Sabang hingga Merauke, tamu dari tempat lain pun mengenakan busana mereka yang mewakili negara masing-masing.
Vice President IDBC Astrid Vasile dan Wali Kota Canning Paul Ng menikmati kuliner Indonesia. (Foto: Elis Zuliati Anis/Istimewa) |
Elis Zuliati Anis, fotografer yang ketika ini menempuh studi S3 di UWA, mempunyai kebahagiaan tersendiri menjadi tim dokumentasi open house dan mengabadikan momen momen indah ketika Dewi Tobing yang ramah menyapa dan menyalami 800-1.000-an warga yang datang. Ibu Konjen RI memastikan semua yang tiba sudah makan dan kenyang, kemudian dengan senang hati berfoto bersama warga dan teman-teman pejabat serta berterima kasih dan mengapresiasi kedatangan mereka. Rasa senang terpancar dari mereka yang tiba sebab sanggup melewatkan waktu bersama dengan perwakilan RI setempat dan warga Indonesia yang datang.
Pertemuan-pertemuan semacam ini menjadi tradisi yang selalu dilestarikan dari tahun ke tahun. Astrid Vasile, yang juga treasurer Indonesian Diaspora Network-United, berharap acara semacam ini akan menciptakan persahabatan makin kokoh di antara masyarakat Australia dan Indonesia di tengah kemajemukan kultur budaya dan agama yang bermacam-macam serta sanggup terus mempererat hubungan Indonesia dengan negara-negara terdekat.
*) Astrid Saraswati Vasile adalah Vice President Indonesian Diaspora Business Council (IDBC), organisasi nirlaba wadah pebisnis diaspora Indonesia dari mancanegara yang mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan serta peluang ekonomi bagi diaspora Indonesia dan Indonesia.
*) Artikel ini terselenggara atas kolaborasi detikcom dengan Indonesia Diaspora Network-United (IDN-United).
Sumber detik.com