Ide Bupati Pulau Seribu Antisipasi Tsunami: Beri Life Jacket Per Orang

Ide Bupati Pulau Seribu Antisipasi Tsunami: Beri Life Jacket Per OrangPemandangan di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. (Pradita Utama/detikcom)

Jakarta -Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pernah menyoroti rentannya daerah wisata terhadap tragedi alam. Sebagai salah satu 'Bali Baru' yang diunggulkan meraup wisatawan, Kepulauan Seribu perlu menjaga diri dari tragedi tsunami. Bupati Kepulauan Seribu punya ide.

Kepulauan Seribu terdiri atas perairan dan pulau seluas 4.745,62 km persegi. Ada 110 pulau, 11 di antaranya yaitu pulau berpenghuni. Dengan kondisi geografis menyerupai ini, mitigasi tragedi yaitu hal yang perlu.

"Kita perlu alat pendeteksi tsunami dan menyambungkan alat deteksi tsunami dengan early warning system di pulau. Sampai kini belum ada sistem peringatan dini supaya masyarakat sanggup siap," kata Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad kepada detikcom, Selasa (19/2/2019).

Dia menjelaskan, warga di pulau-pulau besar sanggup lari ke bukit jikalau tsunami terdeteksi bakal tiba. Namun di Kepulauan Seribu, tak ada bukit yang cukup tinggi yang sanggup menjadi tujuan warganya lari menyelamatkan diri dari potensi tsunami.

"Di pulau, warga disuruh lari ke mana? Tidak ada," ujarnya.



Maka Husein memunculkan inspirasi semoga tiap-tiap warga Kepulauan dibekali baju pelampung atau life jacket. Bila hingga ada air yang menerjang, setidaknya warga masih sanggup terapung di permukaan air.

"Maka timbul fatwa saya masyarakat harus diberi life jacket. Makara ia harus sanggup akrab dan survive sendiri di air, alasannya tidak ada tempat lari," ujar Husein.

Ide Bupati Pulau Seribu Antisipasi Tsunami: Beri Life Jacket Per OrangBupati Kepulauan Seribu Husein Murad (Danu Damarjati/detikcom)

Belum ada rencana realisasi inspirasi ini. Bila saja inspirasi itu terealisasi, 23 ribu orang bakal menerima satu baju pelampung.

Penduduk orisinil Pulau Tidung yang juga keluarga pemilik perjuangan penginapan Griya Rahma, Adlan Kamil, menjelaskan kejadian tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 kemudian berefek pada sepinya tamu penginapan. Namun soal tsunami itu sendiri, Adlan tak terlalu risau. Dia sangat yakin Kepulauan Seribu kondusif dari tsunami.

"Kakek saya pernah cerita, waktu Krakatau meletus tahun 1883, Pulau Tidung tetap kondusif meski ada gelombang 8 meter, kecuali hanya ujung barat dan ujung timur saja yang kena," kata Adlan.



Dia menanggapi inspirasi sumbangan baju pelampung untuk tiap warga yang dicetuskan Bupati Husein. "Kalau kena gelombang, siapa yang jamin kita tidak terbentur benda-benda? Daripada mengadakan baju pelampung, lebih baik pemerintah banyak-banyakin acara doa bersama sajalah," tuturnya.

Ide Bupati Pulau Seribu Antisipasi Tsunami: Beri Life Jacket Per OrangIlustrasi: Tumpukan baju pelampung atau life jacket. (Danu Damarjati/detikcom)

Di Pulau Harapan, ada Bahrudin alias Jagur yang mengaku khawatir juga terhadap potensi tsunami. Soalnya, tempat hidup mereka dikelilingi laut. Istrinya, Komariah alias Kokom, mengaku lebih khawatir terhadap puting beliung ketimbang tsunami. Soalnya, Pulau Harapan pernah diterjang puting beliung berpengaruh pada 2012.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan wacana pentingnya mitigasi tragedi di tempat destinasi wisata. Hal ini disampaikannya sesudah publik Indonesia digemparkan oleh kejadian tsunami di Selat Sunda.

"Industri pariwisata sangat rentan terhadap bencana. Apabila tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian sasaran kinerja pariwisata. Pariwisata sering kali diasosiasikan dengan kesenangan, dan wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai satu hal yang esensial dalam berwisata. Bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik-turunnya undangan dalam industri pariwisata," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, 16 Januari 2019.



Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menurunkan jumlah wisatawan di Yogyakarta dan Jawa Tengah hampir 50 persen. Erupsi Gunung Agung di Bali tahun 2017 menjadikan 1 juta wisatawan berkurang dengan kerugian Rp 11 triliun di sektor pariwisata. Gempa Lombok 2018 menjadikan 100 ribu wisatawan berkurang dengan kerugian Rp 1,4 triliun di sektor pariwisata. Tsunami di Selat Sunda 22 Desember 2018 menjadikan kerugian ekonomi hingga ratusan miliar di sektor pariwisata.

"Rencana pembangunan 10 Bali Baru atau 10 destinasi pariwisata prioritas yang akan dibangun, yaitu Danau Toba, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Mandalika, Morotai, dan Labuan Bajo, hendaknya mengaitkan mitigasi dan pengurangan risiko tragedi sehingga daerah pariwisata tersebut kondusif dari bencana. Faktanya, 8 dari 10 daerah prioritas pariwisata tersebut berada pada daerah yang rawan gempa, dan sebagian tsunami," kata Sutopo.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel