Trenggalek Kembangkan Tanaman Atsiri Organik

Trenggalek -Pemkab Trenggalek melaksanakan penemuan pertanian berbasis lokal dengan berbagi Science Techno Park (STP) Atsiri Organik. Program ini menggandeng banyak sekali instansi mulai dari perguruan tinggi tinggi higgga perusahaan eksportir.
Baca Juga
Dalam pengembangan STP ini, Pemkab Trenggalek telah menggandeng Institut Atsiri Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan unsur bisnis telah terjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan eksportir PT Mitra Ayu Adi Pratama Padang.
"Unsur civil cociety merupakan para pelaku on farm tumbuhan atsiri dan pelaku perjuangan penyulingan, serta unsur government tentunya ialah Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang didukung Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat," jelasnya.
Dia mengatakan, minyak atsiri di Kabupaten Trenggalek selama ini banyak dikembangkan di wilayah pegunungan. Seperti Watulumo, Munjungan, Panggul, Dongko, Pule, Bendungan Suruh dan Kampak. Wilayah tersebut juga tercatat sebagai daerah yang paling banyak menyumbang angka kemiskinan di Trenggalek.
![]() |
Diharapkan dengan contoh kerjasama yang terjalin melalui STP, para petani yang selama ini berbagi produk tumbuhan penghasil atsiri sanggup lebih maju lagi dan mempunyai nilai jual produk yang lebih tinggi, sehingga perekonimian petani semakin terangkat.
"Secara khusus keberadaan STP dibutuhkan sanggup mendukung pengembangan keatsirian di Kabupaten Trenggalek mulai dari hulu hingga hilir," imbuhnya.
Emil menambahkan, sebagai implementasi ketika ini telah ditetapkan Kecamatan Bendungan sebagai Kawasan pengembangan STP Atsiri Organik di Kabupaten Trenggalek melalui Keputusan Bupati dan telah dilakukan rintisan berupa penanaman tumbuhan atsiri (Nilam, Serai Wangi, Kamboja dan Jeruk Purut) serta pembangunan rumah pelayuan dan penyulingan beserta peralatan penyulingan.
"Berangkat dari daerah ini nantinya dibutuhkan sanggup tumbuh cluster-cluster industri atsiri handal di Kabupaten Trenggalek," imbuhnya.
Suami Arumi Bachsin ini menyampaikan hingga kini, struktur utama perekonomian Kabupaten Trenggalek ditopang dari sektor pertanian. Rata-rata kontribusinya dalam lima tahun terakhir sebesar 30 persen. Kontribusi PDRB sektor pertanian yang cukup tinggi ternyata belum berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi.
Mencermati komposisi demografi Kabupaten Trenggalek yang 60 persen ialah petani dengan angka kemiskinan sebesar 12,96 persen, menjadi suatu tantangan dalam pembangunan di Kabupaten Trenggalek.
"Makanya untuk menjawab hal tersebut perlu dilakukan penemuan yang sempurna berbasis pada pengembangan potensi lokal yang ada dan didukung dari kehadiran IPTEK, salah satunya Science Techno Park ini," tegasnya.
Sumber detik.com