Cerita Mantan Koki Kapal Yang Sukses Jadi Pengusaha Tahu Tuna

Cerita Mantan Koki Kapal yang Sukses Makara Pengusaha Tahu TunaFoto: Purwo S

Pacitan -Kesuksesan yang diraih Deni Hermanto (38) mengingatkan pada pepatah bijak 'di mana ada kemauan, di situ ada jalan'. Dengan kemauan kerasnya membangun sebuah usaha, mantan koki kapal pesiar itu menjadi pengusaha tahu tuna yang sudah populer di Pulau Jawa.

"Saya melihat potensi Kabupaten Pacitan di bidang perikanan terutama ikan tuna luar biasa. Waktu itu belum banyak dimanfaatkan," kata Warga Teleng, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan itu dikala membuka perbincangan dengan detikcom, Sabtu (22/2/2019) pagi.
Sebelumnya, suami Meri Ariani (30) telah telah melanglang buana ke sejumlah benua. Berawal dari Singapura, perusahaan daerah Deni bekerja membawanya hingga Barcelona, Spanyol. Turki menjadi negara terakhir yang disinggahi Deni. Kala itu menjalani profesi sebagai koki di kapal pesiar selama hampir 10 tahun.

"Sebenarnya spesialisasi saya Western Food," imbuh ayah dari Sabrina Maiia Althafunisa (6) dan Anastasya Khayla Azzahra (2) itu.

Tahun 2013 Deni kembali menginjakkan kaki di kampung halaman. Itu menjadi salah satu momen paling menantang dalam hidupnya. Ia memutar otak dan membulatkan tekad untuk mendirikan sebuah usaha.

Saat itu usaha tahu tuna mulai berdiri di sejumlah tempat. Awalnya, lulusan D3 Perhotelan dari salah satu forum pendidikan di Yogyakarta ini sempat ragu. Sebagai pendatang gres dirinya khawatir tak bisa bersaing.
Peluang pun tiba dari seorang kerabat yang mempunyai rumah makan di Yogyakarta. Pengusaha itu meminta pasokan tahu tuna untuk memenuhi kebutuhan 3 restoran miliknya.

Mendengar kabar tersebut, Deni yang tengah agresif membangun sebuah usaha eksklusif meramu resep. Untuk edisi perdana, Deni hanya bisa memproduksi 120 bungkus. Jadi, tahu tuna milik Deni hanya diproduksi menurut pesanan.

"Jadi dari total 120 bungkus yang kami kirim ke Jogja itu biasanya gres habis dalam 3 hari. Selama menunggu itu kami berhenti beroperasi," kata Deni mengenang perjuangannya memulai usaha.

Angin segar berhembus seiring makin luasnya jaringan. Tahu tuna Deni makin dikenal. Sebagian pelanggan mengaku cocok dengan cita rasanya.
Permintaan pun terus bertambah. Bahkan untuk memenuhi tuntutan pasar, beliau sekarang mempekerjakan 18 orang karyawan. Sebagian besar warga sekitar.

Hingga dikala ini sejumlah kota di Pulau Jawa menjadi pangsa pasar tetap produk tahu tuna karya Deni. Seperti Bekasi, Karawang, Bogor, Solo, dan Semarang. Sedangkan di Jawa Timur mencakup Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Blitar, Malang, Mojokerto, Sidoarjo, serta Malang. Bahkan, kulinernya itu sudah hingga Pulau Dewata, Bali.

"Sekarang ini produksi tiap hari rata-rata 1.200 bungkus. Bahan bakunya sekitar 1 kwintal ikan tuna," lanjutnya.
Bisnis dengan mengandalkan materi baku ikan memang tak selamanya mulus. Saat isu terkini angin ribut pada September hingga April, banyak nelayan berhenti melaut. Akibatnya ikan tuna di pasaran langka. Untuk menutup kebutuhan, Deni terpaksa mengambil dari Pasuruan. Harganya pun tentu lebih mahal.

Kendala lainnya, hingga dikala ini pengiriman produk olahan tuna masih mengandalkan angkutan bus dan travel. Cakupannya pun gres sebatas pulau Jawa. Deni berharap ke depan ada pengusaha ekspedisi yang membidik peluang tersebut. Sehingga pengiriman ke luar pulau sanggup dilakukan dengan cepat.

"Insya Allah ada rencana bikin cabang di luar Jawa. Terutama untuk memenuhi kebutuhan di sana," pungkas Deni.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel