Menjadi Kaya Dengan Portal Jual Beli Mesin Bekas Dari 66 Negara

Menjadi Kaya dengan Portal Jual Beli Mesin Bekas dari 66 Negara

Jakarta -

Ketika masih kuliah, Thorsten Muschler punya wangsit brilian: menciptakan portal jual beli mesin bekas. Sekarang beliau punya pegawai 40 orang, dengan nilai bisnis lebih 10 miliar euro.

Ide bisnis yang berhasil memang sering lahir pada masa-masa terdesak. Ketika masih kuliah tahun 1999, Thorsten Muschler bekerja di sebuah pabrik mesin untuk membiayai kuliahnya. Saat itu beliau ditugaskan untuk mencari mesin bekas. Dia kemudian menyadari betapa sulitnya mencari mesin bekas yang diharapkan di internet.

Thorsten berpikir, "dengan internet seharusnya semuanya sanggup lebih mudah" dan lahirlah wangsit menciptakan portal jual beli mesin bekas. Dia kemudian menciptakan situs Maschinensucher.de, bahasa Indonesianya: pencari mesin. Dia memulai semuanya sendirian.

Dua puluh tahun kemudian, Thorsten Muschler yang kini berusia 46 tahun sudah menjadi salah satu pedagang mesin bekas terbesar dunia. Dengan nilai volume bisnis mencapai 10 miliar euro (Rp 156 triliun).

Mesin bekas dari 66 negara

Platform internet maschinensucher.de ialah daerah pertemuan penjual dan peminat mesin bekas. Sekarang ada sekitar 300 ribu mesin yang ditawarkan oleh lebih 9000 penjual mesin bekas dari seluruh dunia. Mulai dari mesin pengolah kayu sederhana seharga 200 euro (Rp 3 jutaan) hingga mesin pengolah beton di atas 10.000 euro (Rp 156 juta).

Sebenarnya beliau dulu kuliah di jurusan komunikasi, filsafat dan psikologi, "tapi saya cepat melihat peluang yang ditawarkan oleh internet," katanya. Dia berjibaku hampir 10 tahun dengan modal sendiri, tanpa investor. Sekalipun begitu, beliau berhasil menuntaskan kuliahnya, "karena kita harus menuntaskan apa yang kita mulai," katanya bangga.

Portalnya kini setiap bulan mencatat 4 juta pengunjung. Setengah pengunjungnya berasal dari Jerman, Austria dan Swiss. Belakangan makin banyak pengunjung dari Polandia, Ceko, Rusia, Prancis, Italia dan Spanyol.

"Mesin bekas selalu dicari orang," kata Thorsten Muschler. Jika ekonomi melemah, usul untuk mesin bekas dan murah meningkat. Kalau konjungtur membaik, banyak perusahaan menerima pesanan besar dan mereka juga perlu mesin tambahan. Biasanya, perusahaan mulai mencari mesin bekas dulu, sebelum berinvestasi untuk mesin gres yang mahal.

"Sekarang perdagangan internasional mesin bekas sedang meningkat, kata Thorsten. "Terutama perusahaan dari negara berkembang mencari mesin bekas." Yang untung bukan hanya penjual mesin bekas, melainkan juga pabrik mesin-mesin terkenal. Karena mesin bekas mereka ikut mempopulerkan merek dan produk perusahaan. Hingga kini, portal mesin bekasnya sudah punya versi untuk 66 negara.

Dari gerbong tram hingga helikopter bekas

Keuntungan portal didapat dari komisi dan iklan. Seorang peminat mesin bekas contohnya sanggup mengembangkan hingga 5 iklan untuk masa tiga bulan, dengan biaya 39 euro (Rp 608.000) per bulan, artinya harga untuk satu iklan sekitar 7,80 euro (Rp 110.000). Pedagang mesin bekas menerima akomodasi lebih, yaitu berlangganan dengan biaya mulai 0,80 euro (Rp 12.400) per bulan. Keterlibatan pedagang mesin bekas memang penting untuk popularitas portal.

Sekarang Thorsten Muschler juga memperlihatkan versi bahasa Hindi (India) dan Ibrani (Israel). Dia juga menciptakan aplikasi untuk telepon pintar yang dipakai di lebih 150 negara. Barang-barang bekas yang ditawarkan juga makin bervariasi. Ada gerbong tram hingga helikopter bekas. Atau orang bahkan sanggup membeli instalasi lengkap pengisian minuman botol, dari proses pencucian botol bekas hingga produk final minuman dalam botol yang dilengkapi label.





Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel