Diduga Ada Candi Di Lokasi Temuan Jaladwara Lereng Gunung Merapi

Diduga Ada Candi di Lokasi Temuan Jaladwara Lereng Gunung MerapiBatu yang diduga batuan lepas dari bangunan candi, di Dusun Duwet, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Foto: Ristu Hanafi/detikcom

Sleman -Dua buah Jaladwara diduga peninggalan kala 7-8 Masehi ditemukan di Desa Wukirsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Tak jauh dari lokasi Jaladwara, juga ditemukan kerikil diduga batuan lepas dari bangunan candi. Batuan itu awut-awutan di bak milik warga.

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) menduga di lokasi tersebut pernah berdiri candi.

"Kemarin itu aku sudah ke sana, mengidentifikasi sekitar 7-8 batu," kata Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta, Muhammad Taufik, ketika dihubungi wartawan, Selasa (26/3/2019).

Lokasi inovasi Jaladwara berada di Dusun Salam, sedangkan keberadaan kerikil diduga batuan candi ditemukan di Dusun Duwet. Kedua lokasi itu berjarak tak lebih dari 200 meter. Untuk Jaladwara, sudah diamankan BPCB ke penampungan benda cagar budaya di Turi, Senin (25/3).

"Yang di situ (Duwet), kemungkinan ada (candi). Biasanya candi-candi itu dibangun di erat sumber air, bukan pertirtaan, di tempat-tempat yang subur. Kalau kebetulan di erat situ ada mata air, kemungkinan besar ada (candi). Mungkin juga, Jaladwara itu diambil dari situ, ada konteksnya," jelasnya.

"Jadi kan kita ada indikasi bahwa di situ ada mata air. Dan biasanya candi itu dibangun di erat mata air, erat sumber air lah. Kalau tidak erat dengan sungai ya mata air," lanjut Taufik.


Batu diduga batuan candi itu ukurannya sekitar 20-50 cm. Sebelumnya, BPCB juga pernah mengamankan sebuah Yoni dari sekitar lokasi tersebut. Dan informasi dari warga setempat, juga sering menemukan bebatuan serupa ketika menggali tanah.

"Ditemukan batu-batu lepasnya. Kita juga pernah melaksanakan evakuasi di situ, dulu Yoni-nya. Intinya, satu candi itu kan satu Yoni, mustahil satu candi ada dua Yoni. Bisa tapi dalam satu kompleks, ada candi Hindu ada candi perwaranya," paparnya.

Jika betul di lokasi itu pernah berdiri candi, Taufiq menyebut ukurannya tak jauh beda dengan Candi Kalasan atau Candi Kedulan. Dengan asumsi pembangunan pada kala 7-8 Masehi, satu zaman dengan candi-candi di wilayah Sleman Timur.

"Kemungkinan (candi) Hindu," jelasnya.

Meski ada indikasi awal di lokasi itu ada candi, namun BPCB belum berencana melaksanakan penggalian.

"Pelestarian itu ada merekam data atau dipugar. Lihat di situ sudah dibikin bak warga, kita sudah mendokumentasi semua temuannya, terus sudah merekam titik koordinatnya. Kemarin kita suruh timbun saja," kata Taufik.

"Salah satu upaya pelestarian itu memang ditimbun kembali. Karena jikalau dibawa ke daerah penampungan (benda cagar budaya), itu keluar dari konteksnya. Kalau keluar nanti tidak dapat diceritakan, tidak ada runtutannya," imbuh Taufik.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel