Intip Isi Tas Warga Lereng Merapi Yang Dapat Eksklusif Dibawa Dikala Darurat

Intip Isi Tas Warga Lereng Merapi yang Bisa Langsung Dibawa Saat DaruratTas cerdas tragedi milik Sri Makmur. Foto: Eko Susanto/detikcom

Magelang -Mengantisipasi jikalau terjadi erupsi Merapi, setiap warga Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang mempunyai tas "cerdas" atau "pintar" bencana. Tas cerdas atau bakir tragedi tersebut harus dibawa masing-masing pemiliknya dikala mengungsi.

Keberadaan Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun ini, merupakan salah satu desa yang berada di tempat rawan tragedi (KRB) III. Untuk keberadaan desa ini dari puncak Merapi berjarak sekitar 8 km.

Kejadian erupsi Merapi tahun 2010, bagi warga Desa Ngargomulyo menumbuhkan inspirasi-inspirasi salah satunya tas cerdas bencana. Saat ini seiring adanya dengan status Merapi yaitu waspada atau level 2, warga setempat tetap beraktivitas menyerupai biasanya baik itu bercocok tanam, maupun merumput mencari pakan ternak.

Kepala Desa Ngargomulyo Yatin mengatakan, insiden erupsi Merapi 2010 menumbuhkan inspirasi, salah satunya keberadaan tas cerdas tragedi ini. Tas cerdas tragedi tersebut merupakan swadaya masing-masing warga.


"Kami imbau setiap warga mempunyai tas cerdas tragedi yang berisi dokumen-dokumen penting menyerupai KK, akta tanah, KTP, ijazah, surat-surat penting, buku tabungan bank kalau ada dan senter," kata Yatin dikala ditemui, Selasa (26/2/2019).

Selain itu, di setiap rumah telah dipasang goresan pena Catur Gatra Ngadepi Bebana Gunung Merapi. Papan goresan pena ini yang dijadikan pedoman setiap warga dan apa-apa yang dilakukan warga dikala Merapi berstatus normal, waspada, siaga dan awas.

Papan Catur Gatra Bebana Gunung Merapi yang terpasang di setiap rumah.Papan Catur Gatra Bebana Gunung Merapi yang terpasang di setiap rumah. Foto: Eko Susanto/detikcom

"Papan ini dijadikan pedoman setiap warga. Termasuk juga mempunyai tas cerdas tragedi tersebut, tas ini harus diletakkan yang praktis (dijangkau)," katanya.

Salah satu warga Dusun Sabrang RT 02/RW 01, Desa Ngargomulyo, Sri Makmur (30), mengatakan, tas cerdas tragedi yang dimiliki ada dua. Tas satunya khusus berisi surat-surat penting dan tas satunya berisi pakaian secukupnya, obat-obatan seadanya dan senter.


"Tas ini kami tempatkan yang gampang. Kalau terjadi apa-apa praktis dibawa, impian kami mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," kata dia.

Diakui dengan status waspada ini, katanya, tetap beraktivitas menyerupai biasanya termasuk bercocok tanam. Terkadang dikala berada di kebun mendengar bunyi gemuruh Merapi.

"Kalau pas di kebun mendengar bunyi gemuruh, terus melihat dari kejauhan Merapi. Kalau ada kepulasan asap, terus kembali menuju rumah, tapi kalau sesudah mendengar bunyi gemuruh tidak ada asap, tetap melanjutkan aktivitasnya," ujar Sri.

Hal senada disampaikan warga lainnya, Nasir (50). Menurutnya, dengan status Merapi waspada atau level 2 ini, warga tetap beraktivitas menyerupai biasanya.

"Warga tetap beraktivitas menyerupai biasa. Anak-anak sekolah pun telah dilatih bagaimana mengevakuasi diri, termasuk pembinaan ngungsi. Tas bakir telah dipersiapkan semenjak insiden erupsi sebagai materi pembelajaran," tuturnya.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel