Geger Bule Dekati Anak Krakatau

Geger Bule Dekati Anak KrakatauFoto: Arief/detikcom

Jakarta -Ramai di media umum perbincangan soal warga negara absurd (WNA) nyelonong melewati daerah terlarang di Gunung Anak Krakatau. Padahal, pasca-erupsi yang menyebabkan tsunami Selat Sunda, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang warga mendekat ke area Gunung Anak Krakatau dengan radius 5 kilometer.

Keberadaan WNA akrab Gunung Anak Krakatau itu diketahui sesudah ia mengunggah hasil jepretannya ke akun media umum Twitter. Foto-foto yang ditangkap menunjukkan kondisi terbaru Anak Krakatau dari jarak dekat.

Sayangnya, sesudah viral di media sosial, si empunya akun Twitter tersebut menghapus jejak. WNA yang nyelonong ke Gunung Anak Krakatau itu menghapus posting-an sekaligus akun Twitter-nya.



PVMBG membenarkan adanya WNA yang nyelonong mendekati Gunung Anak Krakatau. Pihaknya menyampaikan tak dapat memonitor pergerakan insan ke daerah tersebut.

"Betul ada (WNA melewati daerah terlarang)," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suantika ketika dihubungi, Senin (21/1/2019).

"Kami kan hanya rekomendasi. Yang punya wilayah kan pemprov atau pemda, seharusnya mereka itu ada prosedur untuk memantau pergerakan insan ke sana," lanjut dia.



Gede Suantika tak mengetahui niscaya bagaimana WNA itu nyelonong mendekati Anak Krakatau. Dia hanya menegaskan sudah menawarkan rekomendasi biar setiap warga menjauh dari gunung dengan radius 5 kilometer.

"Jadi rekomendasi kita tetap daerah larangan, tidak boleh beraktivitas memasuki wilayah radius 5 kilometer, walaupun Gunung Anak Krakatau erupsinya sudah mereda. Seminggu ini tidak ada erupsi eksplosif maupun efusif. Jadi, yang kita takutkan, jikalau ada orang masuk ke sana tanpa orang berwenang yang periksa, takutnya kan ada daerah lemah, masih panas, lavanya juga belum dingin, dapat saja kejeblos, kakinya dapat hangus. Itu yang kita takutkan jikalau orang nyelonong sudah terlalu dini masuk ke daerah larangan tadi," paparnya.

Pemerintah, dalam hal ini Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), turun tangan dalam insiden ini terkait dengan keselamatan warga absurd yang berada di Indonesia.

Badan Geologi menegaskan tak pernah memberi izin pendakian ke Gunung Anak Krakatau. Oleh alasannya itu, pihaknya mencari dan menelusuri siapa pengantar WNA yang mendekati gunung tersebut.



"Kami tidak pernah menawarkan izin untuk pendakian. Jangankan yang di Krakatau. Gunung Agung atau Gunung Merapi yang sedang aktif, kita selalu setiap pagi menawarkan info untuk tidak boleh lakukan pendakian di radius sekian," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar di gedung Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta Pusat.

Dia menyampaikan seharusnya ada eksekusi bagi siapa pun yang masuk ke daerah terlarang gunung tersebut. Badan Geologi, kata Rudy, sedang mencari siapa pengantar dan pemberi izin WNA mendekat ke Gunung Anak Krakatau.

"Sampai ketika ini kami masih mencari dan menelusuri bersama siapa yang mengantar, apalagi memberi izin, alasannya di catatan kami itu tidak ada. Kalau ada apa-apa, kan yang ikut tanggung jawab semuanya. Pemerintah kan, apalagi ini orang asing, pemerintah ikut tanggung jawab jikalau ada apa-apa. Ini kami lagi telusuri dengan teman-teman distributor aturan kami. Belum ketemu ini," kata Rudy.

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel