Prostitusi Jk Dan Gairah Dari Seragam Sekolah Pendahulu Akb48

Prostitusi JK dan Gairah dari Seragam Sekolah Pendahulu AKB48JK Cafe dan warna kultur 'kawaii'. (Will Ripley/CNN)

Jakarta -Joshi kosei, begitulah istilah orang Jepang untuk menyebut 'gadis sekolah', biasa disingkat 'JK'. Bisnis 'JK' muncul dan menyerempet prostitusi. Selera laki-laki modern terhadap gadis 'kawaii' ini sanggup dilacak sampai ke demam idol group terkenal.

Bisnis 'JK' mewujud ke dalam bentuk kafe yang memberi pelayanan untuk pria-pria remaja oleh gadis-gadis di bawah umur. Mutsumi Ogaki dalam jurnal Dignity (2018) menjelaskan, jasa yang mereka tawarkan ialah 'JK' rifure (pijat refleksi), 'JK' satsueikai (sesi foto), dan 'JK' o-sanpo (jalan-jalan bareng). Ada pula acara mengobrol santai, bercanda, dan meramal sederhana.

Namun ada opsi diam-diam dalam bisnis 'JK', yakni proposal dari laki-laki remaja terhadap si gadis kecil untuk melayani nafsu seksual. Di situlah letak prostitusinya.

"Ada peluang mereka harus melayani acara seksual dengan pria-pria dan mereka akan dibayar lebih," kata Aiki Segawa, wanita pencetus NPO Lighthouse, dilansir Reuters.

Stacey Dooley, dalam pemeriksaan BBC, 'Young Sex for Sale in Japan' pada 2017 mencoba menelisik bisnis 'JK' ini sampai turun ke jalan-jalan di Akihabara. Kawasan itu dipenuhi citra-citra gadis manga dan anime yang ibarat anak kecil. Gadis-gadis berseragam sekolah memperlihatkan jasanya. Di salah satu sudut, ada kafe 'JK'. Salah satu laki-laki paruh baya yang sedang bercanda dengan gadis 'JK' lalu bicara soal seleranya terhadap gadis berseragam sekolah.

"Gadis menggunakan seragam sekolah menurutku terlihat manis dan juga gila," kata laki-laki itu, santai. Bagi dia, tak ada bedanya antara 'imut' dan 'seksi'. Stacey Dooley yang mewawancarainya nampak heran dengan tanggapan mirip itu.
Prostitusi JK dan Gairah dari Seragam Sekolah Pendahulu AKB48JK Cafe dan corak kultur kawaii. (Will Ripley/CNN)

"Ini (alasan berkencan dengan gadis di bawah umur) sulit dijelaskan. Orang Jepang mungkin sanggup mengerti dengan mudah, tapi orang luar menganggap ini agak menjijikkan," kata laki-laki lain dalam kafe itu.

Seorang gadis 'JK' berusia 17 tahun yang disensor wajahnya mengatakan pengakuan. Dia sanggup memberi pelayanan seksual lima sampai enam kali sehari. Biasanya ada 15 sampai 18 laki-laki yang ia kencani. Dia bekerja tiga hari dalam sepekan dan masih sekolah.

Ada 300 kafe 'JK' di Jepang. Gadis sekolah sekitar usia 15 tahun dipekerjakan. Ada sekitar 5.000 anak wanita yang bekerja di kafe-kafe mirip itu.

Fetisisme Seragam Sekolah dan Idol Group

Seragam sekolah menjadi simbol penting di bisnis 'JK' alasannya menjadi benda yang membangkitkan gairah sebagian laki-laki di Negeri Sakura. Jejak fetisisme ini terutama muncul lewat budaya terkenal Jepang pada dekade sebelumnya. Demikian dijelaskan oleh Ogaki dalam 'Theoritical Explanations of Jyoshi Kousei (JK Business) in Japan'.

Pada 1990-an, muncul tren 'buru sera', yakni remaja wanita menjual seragam sekolah bekasnya yang belum dicuci, termasuk baju renang, kepada pria-pria yang mempunyai fetisisme terhadap seragam sekolah cewek.

Tren buru sera sanggup dilacak kembali ke dekade 1980-an dari idol group berjulukan Onyanko Club (O-nyanko Cluba) yang sangat terkenal di Jepang. Salah satu lagunya ialah 'Jangan Kau Ambil Seragam Sekolahku' ('Sailor Fuku wo Nugasanaide') pada 1985.
Prostitusi JK dan Gairah dari Seragam Sekolah Pendahulu AKB48Onyanko Club, pendahulu AKB48 (betterpicf.pw)

Lagu itu mengandung lirik yang provokatif secara seksual dan dipentaskan dengan mengenakan seragam sekolah. Lirik lagu itu menyebutkan bahwa menjadi perawan itu membosankan, ingin melaksanakan acara tertentu, dan sebagainya. Ada pula yang menginterpretasikan lirik itu berpesan wacana pengendalian diri sebagai perawan.

Sekilas wacana Onyanko Club, grup idola ini dinilai sebagai pendahulu AKB48, kelompok dari Jepang yang terkenal di kurun kini. Onyanko Club dan AKB48 sama-sama diproduseri oleh Yasushi Akimoto. Sebelum memproduseri idol group beranggotakan cewek-cewek, ia ialah penulis novel, penulis lirik lagu, dan produser televisi. Setelah sukses dengan AKB48, ia berhasil melebarkan sayap internasionalnya dengan memproduseri JKT48, satu replikasi AKB48 di Jakarta.

Kembali ke tren buru sera di Jepang, tren itu berubah menjadi 'enjo kosai', yakni laki-laki remaja menyokong kebutuhan ekonomi gadis sekolah dengan timbal balik relasi seksual. Ini terjadi pada 1990-an. Barulah yang paling anyar ialah bisnis 'JK'.

Menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dalam laporan tahunan wacana perdagangan insan tahun 2014, Jepang masuk ke dalam negara tingkat kedua wacana prostitusi anak. Laporan itu menyoroti perihal enjo kosai dan 'JK walking' sanggup mendorong anak-anak ke prostitusi.



Tonton video 'Diduga Tawarkan Prostitusi, Panti Pijat Bu Mamik Digerebek Polisi':

[Gambas:Video 20detik]

Prostitusi 'JK' dan Gairah dari Seragam Sekolah Pendahulu AKB48




Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel