Tinggal Belasan, Satwa Endemik Rek-Rekan Terancam Kebakaran Di Merbabu
Boyolali -Kebakaran di Gunung Merbabu sudah berlangsung selama sepekan terakhir. Satwa endemik, yakni primata rek-rekan, yang jumlahnya hanya belasan ekor, sekarang terancam.
"Iya, rek-rekan di wilayah Ampel ada," ujar Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah 1 Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Nurpana Sulaksono.
Hal ini disampaikan Nurpana kepada detikcom di basecamp Rempala, Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari, Boyolali, Kamis (19/9/2019).
"Rek-rekan itu (di Merbabu ada) satu kelompok, (terdiri atas ) 10-20 individu. Adanya cuma di Gunung Merbabu. Di Merapi tidak ada. Makara memang khasnya di sini (Merbabu)," imbuhnya.
Selain rek-rekan, satwa liar lain yang berada di hutan wilayah Ampel yakni lutung dan burung elang Jawa yang dilindungi. Ampel juga menjadi tempat pengamatan elang Jawa.
"Kebetulan di Ampel ini habitatnya masih bagus," tandasnya.
Menurut dia, sejauh ini belum terpantau ada satwa liar yang turun gunung.
"Karena satwa itu beliau mempunyai aksara sendiri, beliau mempunyai tempat-tempat mana yang dirasa aman. Kalau terganggu di lokasi ini, beliau akan menuju ke sini, sini, di lokasi aman. Nah, alasannya yakni di wilayah yang di bawah ini, yang di zona tradisional dan zona rimba itu masih relatif aman, jadi ada kemungkinan satwanya masih belum turun hingga ke perkampungan. Masih ada lokasi-lokasi yang dipakai untuk menyelamatkan diri," jelas dia.
Upaya pemadaman kebakaran di daerah Taman Nasional Gunung Merbabu dikala ini masih terus dilakukan oleh petugas bersama relawan dan masyarakat. Kebakaran di daerah sumber air Tuk (mata air) Sipendok, Ampel, telah menghanguskan beberapa jaringan air higienis milik warga. Akibatnya, sedikitnya lima desa di tiga kecamatan di Boyolali mengalami krisis air higienis alasannya yakni tidak mempunyai pasokan air.
Upaya pemadaman kebakaran di daerah Taman Nasional Gunung Merbabu dikala ini masih terus dilakukan oleh petugas bersama relawan dan masyarakat.
Sumber detik.com