Gerindra Gabung Jokowi? Oposisi Anak Haram Demokrasi Indonesia

Strong people are made by opposition like kites that go up agains the winds Gerindra Gabung Jokowi? Oposisi Anak Haram Demokrasi Indonesia

Strong people are made by opposition like kites that go up agains the winds_* *—Frank Harris

Jakarta, Swamedium.com — Oposisi naga-naganya akan menjadi kata yang hilang dari kamus politik di Indonesia. Ada upaya yang sangat nyata, anak kandung resmi dan sah dari demokrasi itu “dikriminalisasi.”

Secara aturan statusnya dijadikan “anak haram.” Kehadirannya tidak dikehendaki.

“Kriminalisasi” terhadap kata oposisi itu dibungkus dengan kemasan yang sangat “mulia,” dan gagah. Penting dan perlunya dibuat “Kabinet Rekonsiliasi” untuk menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara.

Munculnya perihal dan operasi politik “Kabinet Rekonsiliasi, ” bahkan sudah jauh terjadi sebelum Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sengketa hasil Pilpres 2019. Hari-hari ini, info dan perihal itu makin menguat bersamaan rencana forum penjaga konstitusi itu mengambil keputusan.

Operasi politik melalui para broker, operasi media berupa pembentukan opini, dan operasi aturan berupa tekanan dan kompromi, kian digencarkan.

Para elit bertemu di ruang-ruang tertutup, menghindari tatapan mata publik.

Dengan format menyerupai itu, tak ada yang menang dan kalah dalam pemilu legislatif, maupun pilpres. Semua masuk dalam kabinet. Semua kebagian jabatan pimpinan, alat kelengkapannya di MPR dan DPR, dan banyak sekali jabatan-jabatan lain yang cukup menggiurkan. Bagi-bagi proyek dan bisnis di departemen dan proyek-proyek pemerintah lainnya.

Lupakan perdebatan-perdebatan keras sepanjang masa kampanye. Itu hanya gimmick kampanye. Daya tarik yang menciptakan rakyat terlena. Membuat rakyat percaya bahwa para calon pemimpin, akan memperjuangkan aspirasi mereka.

Sekarang waktunya baku atur. Bagi kapling dan janji untuk tak saling mengganggu. “Saya dan kami sanggup apa, kau dan kalian sanggup apa?” Semua elit politik happy.

Tak ada yang namanya oposisi. Yang ada bagi-bagi P-O-S-I-S-I. Kalau toh ada yang tersisa di luar kabinet, tidak sanggup disebut sebagai oposisi. Posisinya sangat lemah. Tidak signifikan. Oposisi silakan menggonggong, penguasa berlalu.



sumber SwaMedium https://www.swamedium.com/2019/06/24/gerindra-gabung-jokowi-oposisi-anak-haram-demokrasi-indonesia/

Sumber https://www.2019gantipresiden.org

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel