Ap Ii Bakal Kembangkan Transportasi Publik Berbasis Kendaraan Listrik
Jakarta -PT Angkasa Pura II (Persero) mendorong optimalisasi penggunaan transportasi publik sebagai sarana utama pergerakan masyarakat dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Sejalan dengan itu, Angkasa Pura II juga untuk turut mendukung perbaikan transportasi publik ke level berikutnya yakni dengan penggunaan kendaraan bermotor listrik atau dikenal dengan Electric Vehicle (EV).
"Jumlah penumpang pesawat di Soekarno-Hatta setiap hari rata-rata 200.000 orang dan pekerja sekitar 50.000 orang. Dari jumlah itu, yang memanfaatkan transportasi publik gres 40% dan sisanya 60% masih memakai kendaraan pribadi," ujar President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin.
Hal itu disampaikan dalam Forum Perhubungan bertajuk "Perpres Mobil Listrik Terbit: What's Next?" yang digelar Kamis (29/8/2019).
Awaluddin menyampaikan porsi penggunaan transportasi publik dari dan ke Soekarno-Hatta masih sanggup ditingkatkan.
"Angkasa Pura II sebagai penyedia layanan di bandara ingin bekerja sama dengan para operator transportasi publik semoga semakin banyak yang memanfaatkan angkutan massal untuk menuju ke Soekarno-Hatta atau sebaliknya," terperinci Awaluddin.
Adapun ketika ini jumlah transportasi publik bahwasanya juga sudah memadai. Terdapat 7 operator taksi reguler yang mengoperasikan sekitar 5.000 unit, dan 2 operator taksi eksesutif dengan 860 unit armada.
Sementara itu untuk angkutan bus terdapat 7 perusahaan otobus dengan total armada 423 unit dan 6 perusahaan travel minibus dengan 93 unit armada.
"Apabila ada operator transportasi publik yang ingin membuka layanan gres di Soekarno-Hatta kami akan sangat menerima, menyerupai contohnya Transjakarta yang dalam waktu bersahabat akan membuka layanan dari Pantai Indah Kapuk ke Soekarno-Hatta," ujar Muhammad Awaluddin.
Angkasa Pura II juga mendukung pengembangan transportasi publik tersebut ke arah penggunaan kendaraan bermotor listrik (electric vehicle) guna mewujudkan konsep eco airport.
Muhammad Awaluddin menyampaikan Angkasa Pura II tengah berbagi penemuan dengan memperhatikan tiga hal yaitu sumber daya insan (SDM), proses bisnis, dan pemanfaatan teknologi dalam memajukan transportasi publik di Soekarno-Hatta.
"Dari sisi SDM, Operator bandara tidak mempunyai kompetensi terkait dengan kendaraan listrik, alasannya ialah itu membutuhkan kolaborasi dengan pihak lain untuk melaksanakan pengembangan dan penelitian."
"Kami juga membutuhkan suatu bisnis proses yang baru, contohnya untuk memilih bagaimana seharusnya taksi konvensional dan taksi listrik itu beroperasi di bandara. Bagaimana konsep pengisian daya bagi taksi listrik, kemudian harus di mana letak kanal pengisian listrik umum. Itu perlu sinergi dengan pihak yang berkompeten," terperinci Awaluddin.
Adapun ketika ini di Soekarno-Hatta juga telah beroperasi angkutan massal berbasis listrik yakni kereta bandara dan skytrain, serta kendaraan beroda empat golf di dalam terminal. Taksi Blue Bird juga sudah mengoperasikan kendaraan listrik Tesla dan BYD khusus untuk layanan di Soekarno-Hatta.
Saat Asian Games dan Asian Para Games 2018, Soekarno-Hatta juga mengoperasikan bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa untuk transportasi para atlet.
Ke depannya tidak menutup peluang lebih banyak lagi pemanfaatan kendaraan listrik menyerupai untuk bus penumpang di airside.
"Setelah pemanfaatan kendaraan listrik optimal di Soekarno-Hatta maka selanjutnya akan dikembangkan kendaraan tanpa awak atau autonomous vehicle untuk operasional di dalam bandara," ungkap Awaluddin.
Adapun Skytrain yang menghubungkan Terminal 1, 2, dan 3 serta stasiun kereta di Soekarno-Hatta memang sudah disiapkan untuk sanggup beroperasi berdikari sebagai autonomous vehicle, atau tidak memerlukan awak pengemudi.
Sumber detik.com