Keluarga Minta Perkara Tewasnya Dufi Eks Wartawan Dalam Drum Diusut

Keluarga Minta kasus Tewasnya Dufi Eks Wartawan dalam Drum DiusutPemakaman Dufi (Eva Safitri/detikcom)

Jakarta -Keluarga Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi meminta polisi menilik tuntas kasus tewasnya Dufi, yang ditemukan dalam drum di Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

"Untuk harapannya, kami percayakan kepada Polsek Klapanunggal, Resor Bogor, untuk segera merampungkan kasus ini karena, bagaimanapun, kami pengin tahu motifnya apa," ujar adik Dufi, Muhammad Ali Ramdoni, kepada wartawan di TPU Budi Darma, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).

Doni menyampaikan Dufi semasa hidup berkepribadian yang baik dan tidak pernah menyimpan dendam pada siapa pun. Karena itu, keluarga ingin mengetahui motif diduga pembunuhan ini.

"Karena selama yang kami ketahui, semasa hidupnya, Dufi tidak pernah mencari musuh, meskipun berdebat dalam pekerjaan kan biasa. Tapi bila nyari musuh hingga jadinya kayak begini, tampaknya (mustahil), apakah ada persaingan bisnis atau apa, alasannya kan dia pengusaha, pemilik PT Cahaya Gemilang," sambungnya.

Di mata sang adik, Dufi memang mempunyai sifat kreatif. Ilmu yang didapat ketika bekerja di beberapa media dijadikannya sebagai peluang membuka usaha.

"Iya, itu perusahaan advertising. Makara dia orangnya kreatif, alasannya dia kreatif. Dari dulu memang begitu, orangnya kreatif sejak mulai di Indopos, iNews. Jadi bukan sekadar kerja, tapi dia juga cari peluang membuka usaha," ungkap Doni.

Sebelum kejadian, Dufi sedang dalam perjalanan membawa kendaraan beroda empat menuju stasiun. Doni menyampaikan hingga ketika ini polisi belum menemukan kendaraan beroda empat tersebut.

"Kan memang abang aku lagi di jalan menuju stasiun naik mobil. Pihak kepolisian belum ada titik jelas menemukan mobilnya, tapi pelat nomor sudah dicatat hingga kepolisian, fotokopi STNK sudah diterima, alasannya tidak ada satu identitas yang menempel di badan abang kami, hanya sepatu, itu pun sebelah," katanya.

Mayat Dufi ditemukan pada Minggu (18/11/2028) sekitar pukul 06.00 WIB oleh pemulung berjulukan Santi. Santi ketika itu sedang mengais sampah di sekitar Klapanunggal, Bogor.

"Awalnya dikira sampah, kan. Saya buka itu lakban yang nutupin tong itu, memang aku yang buka lakbannya. Pas aku buka, ada kaki orang, pribadi aku lari, kasih tahu orang-orang sini," kata Santi kepada wartawan, Minggu (18/11).

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel