Butuh Semangat Kepahlawanan Menjadi Saksi Di Mk
Jakarta, Swamedium.com — Sekelumit situasi dan tantangan sebagai saksi penggugat di Mahkamah Konstitusi. Dibutuhkan orang bernyali berpengaruh untuk menjadi saksi di MK dengan posisi sebagai saksi yang berhadapan dengan penguasa. Alhamdulillah masih ada yang bersedia dengan resiko dan pengirbanan yang tinggi.
Saksi 02 mirip harus berjuang sendiri dalam banyak hal. Bahkan menuju MK pun harus dengan usaha sebab jalan diblokir sebagian hanya dapat berjalan kaki dan cukup jauh.
Semua komunikasi harus diputus. Ketika masuk diperiksa hingga steril, HP wajib dititipkan dan saksi diwajibkan masuk ruang isolasi.
Sebanyak 17 orang saksi dikumpulkan diruangan yang sangat sempit (normalnya hanya dapat menampung 8 orang) dengan penjagaan yang sangat ketat. Jika sidang di skorsing dan tim aturan bergabung maka ruangan tersebut diisi sekitar 25 orang (bernafas pun terasa kurang udara).
Mohon maaf, kondisi bagaikan tahanan yang penuh dosa dan jahat. Bahkan di dalam ruangan pun kadang “pengawas” masuk menjaga. Kami semua “dijaga” bahkan ke toilet pun kami “didampingi”. “Pendampingan” mirip ini pernah aku rasakan ketika transit di San Fransisco, AS menuju kolumbia sebab tidak punya visa AS maka selalu “didampingi” selama di Bandara.
Para saksi menunggu giliran semenjak pagi. Alhamdulillahirrabbil’alamiin para saksi disaat menunggu giliran mereka dzikir, ngaji Al-Quran (banyak saksi yang membawa Al-Qur’an).
Latar belakang para saksi betul-betul menciptakan terharu, ada mahasiswa dari semarang yang besoknya harus ujian skripsi dan sedang sakit. Semua menawarkan semangat bahwa Allah akan menawarkan pertolongan, bahkan gantian memijit. Usai menjadi saksi terpaksa pulang dengan kendaraan beroda empat sebab tiket yang sudah dipesan hangus sebab tidak cocok waktu dengan ketika beliau bersaksi.
sumber SwaMedium https://www.swamedium.com/2019/06/20/butuh-semangat-kepahlawanan-menjadi-saksi-di-mk/